SEO travel merupakan salah satu niche yang sangat kompetitif. Perlu diketahui, industri pariwisata merupakan salah satu early adopter search engine marketing, khususnya SEO. Bahkan di Indonesia yang cenderung menjadi follower terutama dalam hal-hal berbau teknologi, para pemain industri pariwisata sudah berpesta dolar sejak awal 2000an. Saat masyarakat kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya masih nyaman dengan layanan travel agent, para konsultan SEO di Bali sudah sibuk menyokong website-website hotel dan travel mendulang dolar dari wisatawan asing yang melakukan pemesanan secara online melalui website.
Saat semua go online, peta persaingan berubah, tapi fenomena dasarnya tetap sama. Saluran bisnis industri pariwisata terbesar tetap traffic organik melalui search engine.
Konten untuk SEO Travel
Bahkan sejak sebelum era digital, industri pariwisata memang sangat tergantung dengan media. Dari mana orang tahu keindahan tempat-tempat wisata dibelahan dunia lain pada masa itu? Artikel di koran dan majalah. Bagaimana mereka tertarik untuk menginap di hotel tertentu? Iklan di koran dan majalah. Sementara koran san majalah sendiri merupakan media yang sarat konten.
Yang berbeda sekarang adalah medianya yang menggunakan teknologi digital. Portal-portal berita, blog, social media, dan lain-lain. Sekali lagi, yang ditampilkan tetap sama, konten.
Link untuk SEO Travel
Persoalannya adalah apalah artinya konten luar biasa kalau tidak ada yang melihatnya. Konten hebat memang menjadi alasan bagi search engine untuk memberikan ranking tinggi yang pada akhirnya mendatangkan pengunjung. Pengunjung inilah mengkonsumsi konten yang kita buat kemudian tertarik untuk membeli produk yang kita jual, atau apapun yang kita ingin konsumen lakukan, reservasi kamar hotel, booking tour, dan lain-lain.
Tapi search engine tidak hanya menggunakan penilaiannya sendiri saja dalam memberi rangking. Search engine mendengarkan pendapat orang lain. Salah satunya adalah pengelola website lain yang memberikan referensi pada search engine dalam bentuk link. Semakin penting website yang memberikan referensi, semakin dihargai pendapatnya oleh search engine.
Dalam terminologi SEO kita mengenal link dari website dengan authority tinggi.
Kalau kita mengelola website untuk merk yang sudah terkenal setidaknya dalam niche kita sendiri, mendapatkan link dari website dengan authority tinggi mungkin bukan persoalan sulit. Satu artikel pada website dengan brand image kuat pada industri pariwisata seperti National Geographic Travel misalnya, bisa mengundang ribuan link tanpa si webmaster harus meminta-minta. Tapi kalau kita mengelola website milik sebuah hotel baru di tempat wisata yang belum banyak diketahui orang seperti Pantai Selong Belanak di pesisir selatan Lombok misalnya, ceritanya pasti jauh berbeda.
Tips Link Building untuk SEO Travel
Sesulit apapun mendapatkan link, kalau kita bicara SEO, kita tidak punya pilihan lain. Kalau kita tidak mendapatkan link, sia-sia kita jungkir balik membangun konten. Para pakar, guru, praktisi, konsultan SEO meyakini bahwa konten hebat itu hanya 50% dari SEO yang sukses. 50%-nya lagi adalah link.
Masalahnya soal link ini persoalannya bukan hanya jumlah. Mendapatkan banyak link, kalau kualitasnya rendah, manfaatnya juga sangat kecil. Diantara banyak parameter yang menentukan kualitas link, tingkat otoritas website sumber link merupakan salah satu yang paling penting dan pastinya tidak mudah didapat.
Berikut adalah beberapa tips link building untuk website travel yang cukup sukses berdasarkan pengalaman para praktisi dan pakar SEO.
1. Press Trips
Press trips ini spesifik untuk SEO travel relatif mudah dilaksanakan dan hasilnya cenderung sangat baik. Hanya saja tergantung dari posisi kita dalam industri pariwisata, mungkin diperlukan usaha – termasuk biaya – yang cukup besar agar hasilnya optimal.
Konsepnya sangat sederhana. Kita hubungi para jurnalis terutama dari media-media bertema pariwisata untuk menawarkan perjalanan gratis. Sebagai balasannya mereka diminta untuk memuat tulisan mengenai perjalanan tersebut pada media yang digawanginya. Pastinya karena kita bicara link building untuk SEO website kita, tulisan tersebut harus dimuat di media online dan ada link ke website travel yang kita optimasi.
Dari sisi biaya, pastinya biayanya relatif besar. Kita harus menanggung seluruh biaya perjalanan termasuk tiket pesawat, transportasi darat, akomodasi, dll. Kalau kita sedang menggarap SEO hotel, mungkin kita bisa menawarkan akomodasi gratis. Tapi kalau jurnalis itu berdomisili di tempat yang jauh, misalnya kita di Bali sementara mereka di Jakarta atau bahkan kota besar di luar negeri, biasanya tanpa setidaknya disediakan tiket pesawat, belum tentu ada yang tertarik.
Kalau kita menggarap SEO travel agent, sebaiknya bangunlah kerjasama dengan usaha-usaha yang kita pasarkan. Hotel, penyewaan mobil, restoran, penerbangan, dll. Merk-merk mereka turut disebut, tapi link hanya ke website kita.
Selain jurnalis, kita juga bisa menawarkan hal yang sama pada blogger wisata alias travel blogger.
Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah tingkat otoritas dan relevansi website yang akan menjadi sumber link yang kita targetkan. Dengan begitu biaya besar yang kita keluarkan tidak sia-sia.
2. Product Stunt
Dasarnya adalah kita membuat promo yang memberikan penawaran heboh sehingga menarik media. Mau tidak mau media yang menampilkan artikel liputan akan memberikan link sebagai referensi. Bagaimanapun mereka pasti berkepentingan untuk menunjukkan kepada mereka yang tertarik untuk berpartisipasi.
Satu contoh kasus yang sukses berat dan karenanya menarik untuk disimak adalah penawaran dari Airbnb untuk menginap di Barbie Malibu Dreamhouse fenhan harga hanya $60 per malam.

Penawaran ini hanya diberikan untuk 2 malan saja, itupun penawarannya disediakan oleh Mattes dalam rangka perayaan 60 tahun Barbie.
Meskipun kesannya mengada-ada, ternyata media sangat tertarik untuk memberitakan.
Aalah satu kunci sukses memancing kehebohan disini adalah keterlibatan nama besar Barbie dan Mattel yang merupakan pemilik dari akomodasi villa mewah yang ditawarkan dalam kampanye promosi ini.
3. Dream Job Stunt
Pernah melihat tayangan acara dimana seorang pemuda memenangkan kontes yang hadiahnya adalah bekerja di Australia dengan tugas menikmati tempat-tempat wisata disana dan menyiarkannya melalui blog pribadinya? Kalau bisnis pariwisata anda meliputi destinasu wisata tertentu, anda bisa mencoba menawarkan hal yang sama.
4. Guest Post
Sebagai teknik yang sangat populer di kalangan praktisi SEO, biasanya guest posting merupakan hal pertama yang terfikir saat melakukan kampanye link building dalam rangka SEO. Para pemain di industri travel pastinya bukan perkecualian. Apalagi kalau kita Googling, semua pakar SEO pasti menyarankannya sebagai salah satu cara paling sederhana dan efektif mendapatkan link berkualitas.
Sayangnya niche travel dan wisata seperti kena kutukan. Para pemilik blog travel seperti sudah sangat menyadari kalau mereka sangat dibutuhkan dan karenanya guest posting di blog mereka dapat dijadikan sumber penghasilan. Sangat sulit mendapatkan blogger travel yang memberikan slot untuk guest posting tanpa meminta bayaran, dan seringkali harga yang mereka minta juga tidak murah.
Kalau anda kesulitan mendapatkan tempat untuk mendapatkan link melalui guest posting pada blog wisata karena blogger wisata pemiliknya tidak mengijinkan atau meminta bayaran yang terlalu tinggi untuk anggaran anda, cobalah cari blog-blog dengan niche berbeda tapi masih terkait sehingga anda bisa menulis posting yang relevan. Misalnya saja pada blog dengan niche kesehatan dengan menulis posting mengenai wisata berobat, pada blog patenting dengan menulis posting mengenai tempat wisata ramah anak-anak, pada blog bisnis dengan menulis posting mengenai potensi investasi hotel di destinasi wisata tertentu, dll.
5. Halaman Resource
Banyak website menyajikan halaman resouce untuk membantu para pengunjungnya. Misalnya saja website hotel menyajikan halaman berisi daftar restoran yang berada di sekitarnya. Website yang menawarkan paket tour menyajikan halaman berisi daftar hotel di destinasi tempatnya berperasi, dll.
Carilah website-website yang menyediakan resource page yang relevan dengan bisnis yang websitenya sedang anda SEO, lalu hubungi pengelola website yang memiliki resource page tersebut untuk memintanya memasukkan ke dalam resource page itu.
6. Link Berbayar
Kalau kita bicara panduan search engine, link berbayar alias paid link jelas masuk ke dalam kategori black hat dan dilarang, website yang menggunakannya diancam akan dijatuhi penalty, sesuatu yang sangat menakutkan bagi praktisi SEO. Tapi tidak berarti teknik ini sama sekali tidak digunakan. Dengan berbagai cara untuk membuatnya nampak natural di mata search engine, link berbayar masih banyak digunakan.
Bahkan data yang dilansir Ahrefs menunjukkan bahwa travel merupakan industri yang permintaan untuk link berbayarnya paling tinggi.

Paling tingginya juga luar biasa lho, bukan sekedar “beda-beda dikit”. Bisa dilihat pada grafik di atas, bedanya sekitar 3 sampai 5 kali lipat dibandingkan yang lain.
Jadi link berbayar merupakan sesuatu yang dilakukan oleh banyak pemain di industri travel. Meskipun demikian bagaimanapun kalau kita berpegang pada panduan search engine khususnya Google, link berbayar adalah perbuatan terlarang yang hukumannya tidak main-main. Banyak yang menggunakan, dan mungkin berhasil mendongkrak ranking, bukan berarti nggak akan ketauan. Jadi praktek ini bukanlah sesuatu yang disarankan untuk dilakukan. Kalau tetap mau, pertimbangkanlah dahulu resikonya.
7. Konten Visual
Pasti pernah mendengar peribahasa “gambar mewakili seribu kata”? Mungkin sekarang ada lagi bentuk konten visual yang lebih menarik lagi. Bukankah setiap detik video terdiri dari puluhan gambar? Konon manusia adalah makhluk visual, sehingga secara alamiah lebih tertarik dengan konten visual daripada konten tekstual yang harus dibaca dan diviaualisasikan dengan bantuan imajinasi.
Untuk urusan travel, bentuk-bentuk konten visual diantaranya, selain foto dan video, bisa juga berbentuk peta interaktif atau infografik.
8. Data dan Hasil Survey
Untuk adience tertentu, data dan hasil survey bisa sangat menarik untuk dijadikan referensi. Tapi sebaiknya memang orisinil, dihasilkan melalui survey atau penelitian yang dilakukan sendiri alih-alih hanya mereproduksi hasil kerja orang lain.
Biasanya yang sering tertarik dengan data diantaranya jurnalis, yang menggunakan datanya untuk menjadi bahan tulisan. Namanya jurnalis pastinya medianya besar dong, beda kelas dengan website hotel, portal wisata, atau travel blog. Bayangkan kualitas link yang didapat kalau mereka menjadikan data di website kita mendapatkan link dari situ.