Traffic website sering terlewatkan saat orang membahas SEO. Bahkan kalau disinggungpun sering kali orang malah balik melempar pertanyaan “Apa itu traffic website untuk SEO?” Padahal traffic website dalam dunia digital marketing itu sangat penting. Mungkin malah lebih penting dari ranking yang biasanya dijadikan patokan keberhasilan, atau kegagalan, dalam SEO.
Traffic website dalam SEO tidak bisa serta-merta dianalogikan dengan lalu lintas di jalan raya, meskipun mungkin persamaannya juga banyak. Mungkin bisa lebih dahulu difahami definisi traffic website sebagai berikut:
Traffic website merujuk pada pengguna internet yang mengunjung sebuah website. Parameter yang dijadikan ujuran traffic website adalah “visits” yang juga sering disebut “sessions”. Traffic website merupakan salah satu tolok ukur yang sering digunakan dalam menilai efektivitas dari aktivitas digital marketing, termasuk SEO, dalam menarik kelompok sasaran.
Dari definisi itu kita bisa melihat bahwa traffic website hanya melihat pengguna internet yang mengunjungi suatu website. Artinya searah dan tujuannya hanya satu titik. Sehingga seharusnya tidak ada kesemerawutan. Sehingga seharusnya pengukurannya bukanlah sesuatu yang rumit.
Ada yang Lebih Penting dari Traffic Website
Dulu saat internet mulai dipergunakan untuk keperluan bisnis, traffic internet bisa dibilang merupakan satu-satunya parameter yang digunakan untuk mengukur popularitas sebuah website. Sekarang jaman sudah berubah. Traffic website memang sangat penting. Tapi ada parameter-parameter lain yang jauh lebih penting karena sensitivitasnya dalam mengukur keberhasilan di jagat maya lebih komprehensif.
Sekarang dalam menilai kesuksesan bisnis online kita tidak hanya bertanya “Berapa banyak pengunjung ke website kita hari ini?” Ada banyak parameter lain, pertanyaan lain, misalnya:
“Berapa lama pengunjung berada di dalam website?”
Website dapat dianalogikan sebagi sebuah toko. Banyak yang datang ke toko itu pertanda baik. Kalau nggak ada yang datang, artinya dagangannya nggak laku. Tapi kalau orang datang, masuk melewati pintu, lalu keluar lagi bagaimana? Artinya mereka nggak melihat-lihat, memilih-milih, apalagi membeli dong?
Itulah yang terjadi dengan website. Traffic pengunjung boleh saja banyak. Tapi kalau begitu datang mereka langsung keluar lagi, apalah artinya?
Karena itulah kemudian kita menggunakan parameter-parameter seperti “time on page” dan “bounce rate”, untuk memastikan kalau aliran pengunjung tidak hanya sekedar masuk lalu keluar lagi. Time on page mengukur berapa lama rata-rata pengunjung yang datang berada di dalam website sebelum keluar lagi. Bounce rate merupakan prosentase jumlah pengunjung yang begitu masuk langsung keluar lagi.
“Berapa banyak pengunjung website yang bertransaksi?”
Aliran pengunjung website memang sangat penting bagi bisnis online. Tapi pengunjung yang diperlukan tidak hanya sekedar pengunjung tetapi pengunjung yang memiliki kemungkinan untuk membeli yang cukup besar. Misalnya saja pengunjung itu memang sedang membutuhkan produk yang kita jual melalui website kita.
Kalau website kita bukan sebuah ecommerce atau toko online yang mejual produk secara langsung, kita bisa menggunakan hal-hal lain sebagai penggantinya. Misalnya mengisi formulir tertentu, meninggalkan nomor telepon atau alamat email yang dapat dihubungi, berlangganan newsletter, dan sebagainya.
“Ongkos traffic website. Berapa biaya mendatangkan tiap pengunjung website?”
Mungkin anda berfikir SEO itu gratis. Kita hanya perlu memperhitungkan biaya kalau kita menggunakan pay per click alias PPC seperti AdWords-nya Google.
Di satu sisi memang benar, traffic website yang didapat melalui SEO itu gratis, nggak bayar ke Google seperti AdWords. Tapi untuk mendapatkan ranking yang tinggi pada daftar hasil pencarian search engine itu juga perlu usaha yang tidak kecil. Perlu waktu, tenaga, pikiran. Kalaupun itu dikerjakan sendiri, tidak membayar jasa SEO, tidak membayar gaji staf SEO, waktu, tenaga, dan pikiran kita itu ada harganya. Setidaknya kalau kita gunakan untuk aktivitas komersial lain mungkin akan menghasilkan uang juga. Itu harus diperhitungkan.
Apalagi tingkat kompetisi membuat SEO menjadi komitmen jangka panjang. Kalau kita sudah mendapat ranking yang bagus lalu SEO-nya kita diamkan berlama-lama, turun sendiri. Kok bisa begitu? Ya bisa dong. Setiap hari website baru muncul dan mereka bekerja keras untuk menggusur kita dari ranking tinggi yang kita nikmati.
Meskipun ranking website kita sudah berada di puncak, kita tetap harus “memoles” secara terus menerus, misalnya tetap secara rutin meng-update konten lama atau menambah konten baru.
Apa yang Lebih Penting dari Traffic
Jadi apakah traffic website itu penting? Traffic website sangat penting. Hanya saja traffic website bukan satu-satunya tolok ukur dalam menilai performa sebuah website. Bagaimanapun traffic bekerja sebagai pijakan awal. Tanpa traffic tidak akan ada konversi, tanpa konversi tidak akan ada penjualan, tanpa penjualan tidak akan ada keuntungan. Itu prinsip dasarnya.
Coba lihat kedua skenario ini:
a) Website A: Ranking tidak terlalu tinggi sehingga traffic-nya kecil, tapi memiliki deskripsi produk yang informatif dan menarik serta call-to-action yang efektif sehingga konversinya tinggi.
500 visit per bulan x 40 penjualan = rasio konversi 8%
b) Website B: Ranking organiknya tinggi, pake AdWords pula, otomatis traffic melimpah. Mereka sukses mengalirkan traffic. Sayangnya konversinya buruk.
5000 visit per bulan, dapat 40 penjualan, artinya rasio konversinya hanya 0.8%
Pilih mana?
Ya jangan dipilih lah. Harusnya kan trafficnya tinggi, konversinya juga tinggi, jadi hasilnya maksimal. Kalau melihat dua skenario tadi, idealnya kan traffic-nya 5000 visit per bulan, rasio konversinya 8%, artinya penjualan 400.
Hanya saja dari ilustrasi di atas kita bisa melihat bahwa traffic website itu tidak bisa dijadikan tolok ukur satu satunya. Dua skenario yang berbeda menghasilkan rasio konversi yang sama. Traffic besar tanpa kemampuan mengolahnya menjadi penjualan tidak akan memberikan hasil yang lebih baik.
Cara Mencatat Traffic Website
Saat kita mengunjungi sebuah website, perangkat yang kita gunakan, entah itu komputer atau gadget misalnya, akan berkomunikasi dengan server dimana data website ditempatkan. Setiap halaman website biasanya tidak berdiri sendiri. Saat orang mengunjungi satu halaman website, konstruksi halaman web itu melibatkan sejumlah file lain. Saat orang mengunjungi halaman web, server akan mengirim seluruh file yang terlibat bersama dengan komponen lain seperti konten berbentuk teks dan program pengatur tampilan.
Dari sisi komunikasi antara perangkat pengakses dan server, setiap file yang dikirim server akan dihitung sebagai satu “hit”. Artinya untuk satu “page view”, satu tampilan lengkap sebuah halaman web, bisa ada banyak hits.
Apakah yang dipantau seperti ini hanya homepage saja?
Jelas tidak. Semua halaman yang ada di dalam website turut dimonitor, sehingga bisa diketahui berapa banyak hits yang terjadi. Hit ini juga sering disebut session. Panjang masing-masing session berbeda-bedar. Salah satunya tergantung pada besarnya file yang harus di transmisikan.
Server memiliki catatan untuk setiap kunjungan ke website. Bukan hanya saat dia masuk ke homepage saja, tapi tapi juga seluruh halaman lain pada website yang turut dikunjung. Server bahkan memiliki catatan, saat seorang pengunjung berada di halaman website tertentu, server bisa mengetahui dari mana si pengunjung datang dan kemana dia pergi.