Google selalu menyarankan kita untuk mengoptimasi konten untuk pengunjung dan tidak harus memperdulikan search engine. Jadi istilah konten untuk SEO itu boleh dibilang “haram” untuk search engine. Dasar pemikirannya adalah karena Google bekerja untuk mereka yang menggunakan search engine untuk mencari informasi yang bermanfaat untuk mereka. Pengguna inilah yang menjadi pengunjung website kita melalui search engine. Karena itu selama konten kitan memberikan manfaat maksimal untuk pengunjung website, Google pasti memberikan nilai yang baik dan ranking yang tinggi.
Dalam hal ini Google menilai konten website dari reaksi pengunjung. Kalau pengunjung yang datang ke website kita melalui pencarian Google menghabiskan waktu cukup lama di halaman web kita, dianggap dia membaca sehingga konten kita dianggap menarik bagi pengunjung. Kalau setelah berada di halaman web kita itu dia kemudian men-share melalui akun media sosial miliknya, konten kita dianggap bermanfaat bagi pengunjung. Kalau setelah berada di halaman web kita dia kemudian menulis posting di blog miliknya dengan link ke halaman web kita yang dikunjunginya, konten kita dianggap berkualitas tinggi.
Sebaliknya, kalau pengguna mengunjungi website kita lewat pencarian search engine dengan kata kunci tertentu dan hanya beberapa saat disitu dia langsung balik ke daftar hasil pencarian search engine dan mengunjungi halaman dari website lain, bisa ditebak, nilai untuk halaman web kita layak dipertanyakan. Kalau ternyata ada banyak pengguna melakukan itu, nilai untuk halaman web kita jelas buruk, tidak layak untuk ranking tinggi.
Jadi menurut Google, search engine memberikan nilai terhadap sebuah halaman web berdasarkan persepsinya atas penilain pengunjung.
Pertanyaan besarnya adalah bagaimana halaman web kita bisa mendapatkan pengunjung yang kemudian reaksinya dinilai oleh search engine untuk menentukan kelayakannya mendapat ranking tinggi kalau halaman web itu belum mendapat ranking tinggi?
Kalau pengunjung bereaksi positif, dapat ranking tinggi. Kalau kita punya ranking tinggi kita mendapat pengunjung yang mudah-mudahan reaksinya positif. Lalu kalau kita punya website baru atau halaman web baru, kapan mulainya putaran itu? Seperti linkaran setan jadinya kan? Seperti mencari jawab pertanyaan apakah yang hadir ke dunia itu ayam dulu atau telur dulu.
Konten untuk SEO
Kita harus memasukkan website atau halaman web kita kedalam putaran itu.
Caranya adalah dengan dengan membuat konten yang dioptimasi untuk search engine selain bermanfaat untuk pengunjung, lalu menghubungkannya dengan link dari halaman lain atau website lain yang sudah terindeks search engine agar website atau halaman web itu ditemukan, dikunjungi, dibaca, disimpan dalam dabase oleh robot search engine. Selanjutnya search engine akan menganalisa konten tersebut, memberikan nilai, kemudian menentukan ranking saat ada pengguna melakukan pencarian dengan menggunakan kata kunci yang relevan.
Ranking berdasarkan nilai yang ditetapkan search engine dari hasil penilaian terhadap konten itu mungkin tidak terlalu tinggi tapi setidaknya cukup untuk membuat website atau halaman web itu mendapatkan pengunjung yang nantinya reaksinya dapat ditangkap dan dianalisa search engine. Semakin banyak pengunjung yang bereaksi positif, lambat laun website atau halaman web itu nilainya semakin baik dan rankingnya semakin tinggi.
Jadi awalnya adalah penilaian search engine atas konten itu sendiri, baru kemudian penilaian terhadap reaksi pengunjung. Jadi situasinya sebetulnya sangat jelas. Tidak “mbulet” seperti pertanyaan telur dulu atau ayam dulu. Kita harus membuat konten yang baik untuk search engine dan baik untuk pegunjung. Tidak bisa salah satu, harus dua-duanya.
Membangun konten untuk SEO artinya membangun konten yang baik untuk search engine dan pengunjung.
Teorinya mungkin kedengaran sederhana. Memang pada prinsipnya SEO itu sederhana. Tapi untuk mencapai target SEO yang kita harapkan, ranking, traffic, dan konversi perlu usaha yang sangat keras, karena sesuatu yang kedengaran sederhana itu harus kita lakukan terus menerus secara konsisten. Apa yang dilakukan terus-menerus dan konsisten? Membuat konten yang dioptimasi untuk search engine, konten untuk SEO.
Cukup sampai disini atau mau menggali lebih detail?
Apa Itu Konten?
Kita bisa saja mencari jawaban dari pertanyaan itu lewat kamus. Persoalannya adalah jawaban kamus mungkin tidak benar-benar sesuai dengan konteks yang kita hadapi saat ini, konten untuk SEO. Banyak praktisi dan pakar SEO punya definisi sendiri berdasarkan pemikiran dan pengalamannya sendiri. Mengumpulkannya untuk kemudian menyamakannya menjadi satu untuk dijadikan patokan bukanlah pekerjaan yang mudah, atau malah tidak mungkin.
Lagian apa perlunya juga sih susah-susah? Perlu banget. Bagaimana kita bisa membuat sesuatu yang besar dengan baik dan benar kalau kita tidak benar-benar tahu apa yang kita buat? Salah satu pakar SEO terkemuka, Lee Odden yang merukanan CEO perusahaan jasa dan konsultan SEO bernama TopRank Marketing mencoba mengumpuklan pendapat sejumlah pakar SEO dari seluruh belahan bumi dan memilihkan beberapa yang dianggapnya paling tepat sehingga mungkin bisa dijadikan dasar yang kuat.
Definisi pertama datang dari praktisi digital marketing Heidi Cohen yang memberikan definisi sebagai berikut:
“Informasi bermanfaat dan berkualitas tinggi mengenai hal tertentu yang disajikan relevan secara kontekstual dengan tujuan untuk memancing ketertarikan emosional. Dapat disajikan secara live ataupun tunda, bisa dalam aneka format seperti teks, gambar, foto, audio, atau video.”
Bertentangan dengan pendapat Heidi Cohen yang menekankan manfaat dan kualitas tinggi, ranah maya dijejali dengan banyak konten yang sebaliknya, berkualitas buruk dan tidak ada manfaatnya.
Pendiri Social Triggers, Derek Halpern menawarkan definisi senada dengan kalimat yang lebih sederhana:
“Konten disajina dalam berbagai bentuk (teks, audio, video) untuk memberikan informasi, hiburan, pencerahan, atau pendidikan bagi mereka yang mengkonsumsinya”.
Esensi dari definisi pendeh Derek Halpern terletak pada relevansi dan manfaat.
Manfaat Konten untuk SEO
Kalau kita bicara SEO artinya kira bicara search engine. Kalau kita bicara search engine kemungkinan besar artinya kita bicara Google. Kita semua tahu kalau Google merupakan salah satu merk yang sudah hampir identik dengan benda. Seperti Aqua untuk air mineral atau Sanyo untuk pompa air, Google hampir identik dengan mesin pencari. Kalau kita menyarankan orang lain untuk mencari informasi tertentu di internet melalui search engine kita akan dengan ringan mengatakan “Googling aja!”
Sebagai pemimpin di pasar mesin pencari, Google rata-rata mengolah lebih dari 6,7 milyar pencarian setiap harinya. Dengan dominasinya yang sedemikian besar, saat kita bicara search engine, logis kalau Google dijadikan sebagai patokan. Termasuk saat kita bicara mengenai pentingnya konten untuk SEO, kita tidak bisa mengabaikan apa yang dikatakan Google. Untuk hal yang satu ini Google memang sangat menekankan pentingnya konten.
Duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin menyebut bahwa misi mereka saat mendirikan Google pada tahun 1998 masih tetap sama sampai sekarang. Berikut pernyataannya:
“Misi kami sekarang masih tetap sama, Mengelola informasi yang ada di seluruh dunia dan membuatnya dapat diakses dan dimanfaatkan dengan mudah oleh semua orang”.
Misi Google sangat sederhana dan jelas, mereka bicara iformasi, mengelola semua informasi yang ada dan menyajikannya kepada siapapun yang memerlukan. Medianya tidak mereka sebut, tapi pastinya kita semua sangat faham, internet. Bicara informasi di jagat internet, tempatnya ya website, bukan buku, jurnal, makalah, yang untuk menemukannya kita harus pergi ke perpustakaan. Kalau nereka menyebut informasi yang tersaji di website, barangnya seperti apa informasi yang dimaksud kedua pendiri Google itu? Konten.
Google mengelola konten website yang ada di seluruh jagat maya dan menyajikannya kepada siapapun yang memerlukan sehingga bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Kedua pendiri Google itu menyebut kalau misinya sampai sekarang tetap sama. Tapi seiring dengan semakin banyaknya konten yang harus dikelola, cara mengelolanya jelas semakin hari semakin canggih. Demikian juga cara Google untuk semakin memastikan bahwa para pengguna yang melakukan pencarian melalui mesin pencarinya mendapatkan hasil yang paling berkualitas, paling relevan, paling mampu menjawab pertanyaan mereka.
Baik jaringan sistem komputernya yang tersebar di sejumlah pusat pengolahan Google di berbagai belahan dunia maupun sistem perangkat lunaknya yang dalam dunia SEO kita kenal sebagai algoritma Google terus disempurnakan untuk memenuhi misi Google menyajikan “… hasil yang relevan dan bermanfaat dalam sepersekian detik”.
Yang dimaksud sebagai “hasil yang relevan dan bermanfaat” yang dihasilkan Google untuk para pemakainya adalah serpihan konten yang tersedia di jagat maya. Bisa diakses siapa saja, kapan saja, dari mana saja, seandainya si pengakses tahu keberadaannya. Karena si pengakses tidak tahu keberadaannya, dia hanya tahu informasi apa yang dia perlukan maka dia memerlukan search engine. Informasi yang dia perlukan itu lalu diformulasikan dalam bentuk keyword yang dia ketikkan di panel pencarian Google.
Google menampilkan serpihan informasi yang sesuai dengan keyword yang diketikkan si pengguna dalam kondisi terurut berdasarhan manfaat dan relevansinya sesuai dengan keyword tersebut. Yang menurut penilaian Google manfaatnya lebih besar dan relevansinya lebih tinggi berada di urutan lebih atas. Pengurutan itulah yang kemudian kita kenal sebagai ranking.
Agar konten kita memberi kita manfaat dari sisi SEO maka konten tersebut harus memberi manfaat bagi pengguna relevan dengan keyword yang dia gunakan saat melakukan pencarian. Semakin besar manfaat bagi pengguna dan semakin tinggi relevansi dengan keyword pencariannya, semakin besar manfaat SEO yang kita dapat, dalam parameter yang lebih sederhana, semakin tinggi rankingnya.
Konten untuk SEO harus bermanfaat bagi pengguna. Website untuk SEO harus kaya akan konten yang bermanfaat bagi pengguna.
Apa parameter untuk mengukur tingginya manfaat konten untuk pengguna? Bagaimana cara membuat konten yang bermanfaat tinggi bagi pengguna? Google memberikan sejumlah rekomendasi yang bisa kita jadikan sebagai panduan.
Berikut rekomendasinya:
- Memberikan informasi yang berguna: Misalnya jika kita membuat website untuk restoran, sajikanlah informasi mengenai lokasi, jam buka , nomor telepon yang bisa dihubungi untuk meminta informasi atau melakukan pemesanan sebelum kedatangan, menu, harga.
- Sajikan informasi yang lebih bermanfaat dari website lain: Website atau halaman web kita bersaing dengan ribuan website lain, jutaan halaman web lain, untuk mendapatkan ranking yang tinggi. Pastikan untuk memberi lebih. Sajikan informasi yang lebih lengkap dan lebih bermanfaat dari website-website lain, halaman-halaman web dari website lain. Menggunakan contoh kasus website restoran di atas, saat kita memberikan informasi jam buka, tambahkan juga informasi mengenai jam-jam ramai sehingga mereka yang ingin lebih santai bisa memilih waktu yang tepat. Tambahkan blog yang mengulas bahan-bahan yang dipilih untuk digunakan, sumbernya, manfaatnya untuk kesehatan, dan sebagainya.
- Kredibel: Tampilkan kredibilitas untuk membuat orang percaya. Misalnya tambahkan fasilitas bagi konsumen untuk memberikan penilaian dan menceritakan pengalamannya saat makan di restoran yang anda buat websitenya. Berikan link pada sosok-sosok yang dikenal publik dan memberikan ulasan dalam blog atau website yang dikelolanya.
- Berkualitas: Konten yang berpeluang memberikan performa SEO tinggi harus berkualitas tinggi, unik, spesifik. Perlu kehati-hatian ekstra kalau menunjuk orang lain atau perusahaan lain membuat konten untuk anda, karena pengetahuan mereka tentang bisnis anda pastinya tidak sebaik anda. Apalagi mereka mungkin juga mengerjakan hal yang sama untuk banyak website lain sehingga selain waktu dan perhatiannya terbatas, mereka mungkin terjebak kecenderungan menggunakan kalimat-kalimat sama dengan konten untuk klien-klien lain.
- Menarik dan memancing interaksi: Orang tertarik bukan hanya karena informasi yang terkandung dalam konten tapi juga cara menyajikannya. Pilihan kalimat dan gaya bahasa misalnya, harus disesuaikan dengan segmen yang kita bidik. Menggunakan gaya bahasa formal untuk pangsa pasar anak muda mungkin akan membuat mereka bosan, sementara sebaliknya menggunakan gaya bahasa kasual untuk segmen dewasa mapan justru membat mereka merasa ilfil.
Pentingnya Optimasi Konten
Kita bisa memiliki daftar panjang alasan yang membuat optimasi konten menjadi sesuatu yang wajib dalam SEO. Tapi sebetulnya intinya satu saja. Optimasi konten penting untuk SEO karena tanpa konten yang teroptimasi dengan baik website kita hampir mustahil untuk mendapat ranking yang tinggi dari search engine. Tapi dalam melaksanakannya, ada banyak faktor yang berpengaruh, dan kita perlu memilih dan memilah mana faktor yang dominan dan harus kita beri perhatian maksimal mana yang faktor yang tidak terlalu berpengaruh dan bisa kita kesampingkan.
Optimasi konten dimulai sejak sebelum kita membuatnya. Sebelum tombol demi tombol ditekan dan kata demi kata disusun menjadi kalimat. Sejak kita merencanakan isi sepotong konten, entah sebuah halaman web, sebuah artikel berita, sebuah posting blog, kita harus sudah mengarahkan pikiran kita untuk berfokus pada calon konsumen informasi yang akan kita sajikan melalui konten itu, calon pengunjung website yang nantinya datang berkunjung dari berbagai arah termasuk melalui search engine.
Intinya adalah katakan apa yang ingin mereka dengar, bukan apa yang ingin anda katakan. Saat mereka mencari informasi melalui search engine, pada intinya mereka bertanya, meskipun tanpa tanda tanya. Konten yang anda buat bukan hanya harus ditujukan untuk menjawab pertanyaan itu, tapi lebih jauh lagi harus membuat mereka merasa kalau pertanyaan mereka terjawab oleh konten anda. Kalau mereka puas, mereka akan mengikuti apa yang anda ingin mereka lakukan, membeli produk yang kita tawarkan misalnya. Sebaliknya, kalau mereka tidak puas, mereka akan pergi dan mencari jawaban dari website lain, website kompetitor.
Potensi bisnis anda hilang, demikian juga dengan penilaian Google atas kualitas konten anda, kemampuan website anda memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan pengguna, dan akhirnya menggerus ranking.
Tapi kita juga tidak boleh melupakan sisi mata uang yang satunya lagi, search engine. Memudahkan search engine menemukan, mengakses, membaca, menyimpan, dan mengolah konten yang ada di website atau halaman web kita biasanya lebih ke masalah teknis. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian misalnya keyword, meta tittle, meta descriptions, struktur URL dan sebagainya.
Cara Optimasi Konten untuk SEO
1. Riset Keyword dan Pemilihan Tiopik Konten untuk SEO
Tadi kita membahas bahwa konten harus berfokus pada pengguna, menjawab pertanyaan pengguna. Pengguna website yang datang melalui search engine merepresentasikan pertanyaannya dalam bentuk keyword yang digunakan pada saat melakukan pencarian. Anda tidak dapat mengatur keyword yang mereka gunakan. Mungkin untuk mencari informasi yang sama, untuk menanyakan hal yang sama, anda akan memilih untuk meggunakan keyword yang berbeda. Terserah. Nggak penting. Jika anda ingin konten anda membawa manfaat dari sisi SEO, anda harus mengoptimasi konten untuk keyword yang digunakan pengguna, setidaknya mayoritas dari mereka.
Konten anda harus menjawab pertanyaan pengguna. Mereka bertanya, Google menunjukkan kalau website anda mungkin memiliki jawaban yang relevan dan tepat. Kalau website anda berisi informasi yang menjawab sesuatu tidak pernah ditanyakan orang, siapa yang mau berkunjung? Atau mungkin sebetulnya menjawab sesuatu yang ditanyakan orang, tapi karena keyword yang mereka gunakan untuk bertanya tidak nyambung dengan keyword yang anda pilih untuk mengoptimasi konten, sama saja, boncos.
Beberapa hal yang harus diperhatikan tentang keyword:
- Pilihlah keyword yang masuk kategori long-tail.
- Hindari keyword yang terlalu kompetitif meskipun mungkin berpotensi mendatangkan lebih banyak traffic.
- Gunakan bantuan Keyword Research Tool terpercaya.
- Sesuaikan topik dan konten dengan keyword yang dipilih melalui riset.
2. Layout dan Format Mudah Dibaca
Konon cara manusia membaca itu sama dengan cara manusia makan. Tidak mungkin sepiring dikunyah dan ditelan sekaligus. Karena itu konten harus ditata dalam potongan-potongan kecil yang masing-masing mudah dibaca, difahami, dan diingat. Gunakan fasilitas yang secara teknis memang disediakan untuk keperluan ini, misalnya penggunaan judul dan sub-judul yang bertingkat, atau penggunaan daftar baik yang ditandai dengan penomoran atau tanda grafis yang kita kenal dengan istilah “bullet”.
Pembaca online memiliki karakter berbeda dengan pembaca buku, Rentang perhatian mereka sangat pendek. Jadi pastikan untuk tidak membuat paragraf terlalu panjang. Aturlah supaya masing-masing paragraf berisi 2 kalimat saja. Kalau terpaksa, beri pengecualian terhadap beberapa paragraf untuk memuat maksimal 4 kalimat.
Salah satu parameter kualitas konten adalah detail. Hampir tidak mungkin membuat bahasan detail untuk satu topik tertentu dalam tulisan pendek. Agar tidak membuat pembaca tersedak dengan limpahan informasi dan membuat konten tidak terlihat menakutkan, gunakan sub judul untuk mengemas potongan kecil konten berisi 150-300 kata.
3. Fokus pada Topik dan Keyword Sasaran
Jangan melebar. Saat kita menulis konten, pastikan agar tetap fokus pada topik yang dibahas dan keyword yang ditargetkan. Kalau kita merasa ada hal yang perlu penjelasan lebih detail tapi sebetulnya sudah keluar dari topik, jadikan itu bahan untuk konten baru yang nantinya bisa kita hubungkan lewat link.
Satu potongan konten, misalnya satu halaman atau satu artikel, untuk satu keyword. Jangan berusaha menjejalkan banyak keyword apalagi topiknya berbeda-beda. Penulis konten pemula seringkali melakukannya untuk mengejar target panjang konten. Kalau anda ingin mebuat konten yang mencakup 10 keyword, buatlah halaman web atau posting artikel tersendiri untuk masing-masing keyword itu. Kalau semuanya tercakup dalam satu topik, anda bisa membuat satu halaman atau posting yang berisi agregasi. sedikit narasi dan link menuju ke-10 halaman keyword.
Konten yang bermanfaat maksimal tidak mungkin berputar-putar dengan berbagai topik dan fokus keyword. Analoginya meskipun untuk membuat sebuah meja kita perlu sejumlah alat, sebut saja gergaji, obeng, dan palu, tidak mungkin kita menggunakan ketiganya sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
4. Sisipkan Link di Dalam Konten
Pernah mendengar kalau link dari website kita menuju website lain itu berpengaruh buruk baik pada SEO maupun pada pengunjung website pada umumnya? Logikanya konon link ke website lain membuat “link juice” terbagi dengan website yang menjadi tujuan link. Selain itu pengunjung mungkin lebih tertarik untuk meng-click link ke website lain kemudian lebih betah disana dan nggak mau balik lagi.
Relevankah argumen itu?
Google sendiri menyatakan bahwa kredibilitas merupakan salah satu faktor penting yang menentukan ranking website atau halaman web. Disebutkan juga salah satu cara untuk meningkatkan kredibilitas adalah dengan memberikan link pada sumber-sumber informasi online di website-website lain terutama yang dianggap memiliki tingkat kredibilitas lebih tinggi. Tentunya relevansi dari tujuan link juga harus diperhatikan.
Dengan memberikan link pada informasi relevan dari sumber-sumber yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, kredibilitas kita sendiri ikut terangkat sehingga kemungkinan konten yang kita buat itu mendapat ranking tinggi semakin besar.
Optimasi Konten untuk Search Engine
Kalau sejauh ini kita membahas optimasi konten untuk SEO dari sisi pengguna, sekarang kita ulas sedikit mengena optimasi konten untuk search engine. Bahasan disini mencakup hal-hal teknis yang pada umumnya ditujukan untuk memudahkan search engine memahami konten kita sehingga bisa menentukan dengan tepat relevansinya dengan keyword yang dipakai pengguna saat melakukan pencarian.
Komponen paling penting optimasi konten untuk search engine adalah:
-
- Tag “title”
- Meta “description”
- URL alias alamat website yang merujuk pada konten itu, misalnya halaman web atau posting blog.
1. Optimasi Tag “Title”
Saat pengguna melakukan pencarian, search engine memberikan jawaban dalam bentuk daftar hasil pencarian yang memuat sejumlah website atau halaman berurutan berdasarkan ranking. Dalam daftar tersebut, masing-masing website atau halaman web ditampilkan dalam bentuk judul yang berupa satu baris kalimat yang bisa di-click, hyperlink menuju website atau halaman web yang sebenarnya, dan dua baris deskripsi yang sejatinya berisi keterangan ringkas mengenai isi. When a user performs a search, the title tag is the clickable headline that they see at the top of each result.
Tag “title” ini selain penting untuk pengguna juga membantu search engine memahami isi website atau halaman web secara keseluruhan. Tag “title” ini menjadi jembatan yang mencerminkan relevansi antara keyword dan konten secara keseluruhan. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk optimasi tag “title” diantaranya:
- Jangan terlalu panjang, maksimal 60 karakter.
- Jangan dijejali dengan banyak keyword, cukup satu dan diatur konteksnya menjadi kalimat.
- Spesifik menggambarkan isi.
- Atur sedemikian rupa agar keyword yang disasar berada di awal, tapi kalimatnya tetap enak dibaca sebagai sebuah judul.
2. Optimasi Meta “Description”
Meta “description” adalah dua baris keterangan yang menjelaskan isi konten. Letaknya di bawah tag “title” yang kita sudah kita bahas sebelumnya.
Google sendiri secara resmi membantah adanya korelasi antara meta “description” dan ranking. Dengan kata lain kita bisa simpulkan bahwa meta “description” bukan menjadi salah satu faktor penentu ranking. Meskipun begitu pengalaman membuktikan bahwa relevalsi kuat antara tag “title”, meta “description” dan konten secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap ranking.
Anda bisa mengujinya sendiri dengan eksperimen kecil. Buatlah satu halaman konten yang dioptimasi dengan relevansi kuat antara tag ‘title”, meta “description”, dan konten. Setelah terindeks Google, lihat rankingnya. Lalu ganti deskripsinya dengan kalimat ngawur yang sama sekali tidak ada korelasinya baik dengan tag “title” maupun konten. Tunggu sampai robot Google berkunjung lagi dan mengupdate databasenya. Lihat perubahanmya pada ranking.
Beberapa hap yang harus diperhatikan dalam optimasi meta “keywords” adalah:
- Panjang maksimal 160 karakter.
- Isi dengan deskripsi singkat tapi spesifik mengenai konten secara keseluruhan.
- Sisipkan keyword.
3. Optimasi URL untuk SEO
Struktur URL merupakan salah satu faktor lain yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap ranking. Meskipun mungkin pengguna search engine tidak terlalu memperdulikannya, ternyata search engine menggunakannya sebagai salah satu faktor untuk mengetahui apakah konten relevan dengan keyword yang dipakai pengguna saat melalukan pencarian.
Pastikan URL mengikuti standar, tidak ada spasi atau karakter-karakter lain selain minus dan underscore. Seperti tag “title”, URL juga harus menggambarkan isi konten. Contonya misalnya “https://pageone.co.id/cara-optimasi-url-untuk-seo”.