Keyword untuk SEO memegang peranan sangat esensial. Tidak heran kalau saat membahas SEO, pembahasan mengenai keyword pasti mendapat porsi yang signifikan.
Sayangnya bahkan di kalangan praktisi SEO sekalipun, pemahaman mengenai koyword masih berbeda-beda. Alhasil keyword untuk SEO sering menjadi bahan debat kusir yang kontraproduktif.
Apa Itu Keyword?
Dalam aktivitas penjelajahan jagat maya dengan menggunakan search engine, keyword adalah kata atau frasa yang diketikkan pengguna pada panel search engine, saat dia melakukan pencarian dengan menggunakan perangkat tersebut. Sebagai responnya, search engine akan menampilkan hasil pencarian yang memuat daftar halaman web yang dinilai sesuai dengan keyword yang diketikkan.
Dari sisi pemilik dan pengelola website yang menggunakan pendekatan SEO untuk menjaring aliran traffic pengunjung melalui search engine, keyword adalah kata atau frasa yang dijadikan sasaran untuk mendapatkan ranking yang tinggi dalam daftar pencarian search engine.
Keyword untuk SEO Sangat Penting
Keyword untuk SEO sangat penting karena merupakan sasaran yang dibidik melalui rangkaian penjang kerja besar dalam rangka SEO. Hanya jika website kita mendapatkan ranking yang tinggi untuk keyword yang relevan dengan konten website kita akan mendapatkan aliran traffic yang berkualitas.
Kalau kita memiliki anggaran yang memadai untuk dibelanjakan dalam Search Engine Marketing, kita juga bisa menggunakan program yang sebut Pay per Click alias PPC. Tanpa harus bersusah payah dengan aneka tetek bengek SEO, kita bisa mendapat ranking tinggi untuk keyword yang kita targetkan.
Tapi nggak gratis. Bayar!
Program PPC pada Google bernama Google Ads. Dulu namanya AdWords.
Harganya bisa murah tapi bisa juga sangat mahal tergantung keyword. Semakin banyak orang yang ingin mendapatkan ranking tinggi untuk satu keyword tertentu, semakin mahal harga aetiap clicknya.
Catat ya. Sesuai namanya, kita membayar per-click, alias untuk setiap click pada iklan yang nangkring di bagian paling atas daftar hasil pencarian search engine.
Mekanisme penentuan harganya “wani piro” alias lelang. Google tidak menentukan sendiri harga untuk setiap click dari masing-masing keyword. Penggunalah yang “menawarkan”.
Yang mengajukan tawaran paling tinggi mendapat tempat paling atas.
Sialnya tempatnya sangat terbatas. Paling banter 4. Kalau lebih loncat ke halaman-halaman berikutnya. Apalah artinya muncul di search engine kalau tidak di halaman pertama bukan? Jadi jangan heran kalau pengguna berlomba-lomba mengajukan tawaran lebih tinggi agar mendapat posisi teratas atau setidaknya berada di halaman pertama.
Makin banyak pengguna yang memperebutkan tempat teratas untuk suatu keyword, makin tinggi tingkat kompetisinya, makin mahal pula biaya per-click yang harus dikeluarkan.
Tidak seperti SEO yang memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk mencapainya, PPC itu instant. Pilih keyword sasaran, tentukan harga pay-per-click yang kita ajukan, lalu setorkan dana yang cukup, ranking otomatis di tangan.
Karena SEO makan waktu tapi gratis sementara PPC cepat tapi mahal, Search Engine Marketing yang efektif tidak mendikotomikan antara SEO dan PPC tapi mengkombinasikan keduanya secara berasamaan.
Keyword yang belum Page-One dengan SEO tapi dianggap penting secara komersial didorong dengan PPC.
Memilih Keyword untuk SEO
Memilih keyword yang tepat merupakan langkah strategis yang tidak boleh salah, baik untuk SEO maupun PPC. Kita tidak ingin membuang waktu dan tenaga demikian besar untuk SEO atau membuang banyak uang dalam PPC yang ternyata keywordnya tidak menghasilkan aliran traffic berkualitas.
Memilih keyword yang tepat seperti memilih lawan berperang. Kalau setelah bersusah payah bertempur kita baru menyadari kalau kita memilih lawan yang salah, sia-sialah perjuangan kita.
Kesalahan yang paling sering dilakukan praktisi dalam memilih keyword untuk SEO adalah menggunakan asumsinya sendiri. Keyword yang dia kira tepat untuk konten yang terkandung dalam websitenya ternyata beda dengan apa yang ada di dalam pikiran para pengguna search engine.
Riset Keyword
Kita jelas tidak ingin mentargetkan keyword yang tidak dipakai orang. Tapi usaha kita juga tidak akan efektif kalau kita mentargetkan keyword dengan tingkat kompetisi yang demikian tinggi sehingga SEO-nya terlalu sulit dan lama atau PPC-nya terlalu mahal.
Menentukan sasaran keyword hanya berdasarkan asumsi kita sendiri adalah langkah awal kegagalan SEM, entah itu SEO ataupun PPC.
Riset keyword adalah proses sistematis untuk menemukan keyword berkualitas, keyword sasaran yang paling tepat untuk website atau halaman web kita.
Lalu apa kriteria keyword berkualitas itu?
Keyword Berkualitas
Keyword berkualitas dapat diukur dengan menggunakan parameter-parameter berikut:
- Volume pencarian.
- Tingkat kompetisi.
- Biaya (untuk PPC).
- Panjang (jumlah kata).
- Maksud (baik yang tersurat maupun tersirat).
Berikut kita bahas masing-masing kriteria itu.
Volume Pencarian
Volume pencarian mengukur jumlah pengguna search engine yang melakukan pencarian dengan menggunakan keyword tertentu. Semrush yang merupakan salah satu tool riset keyword paling populer menampilkan rata-rata pencarian dalam sebulan berdasarkan lokasi.
Dengan parameter-parameter itu kita bisa mengukur popularitas pencarian dengan keyword tertentu dan melihat potensi traffic yang bisa dihasilan kalau website kita mendapatkan ranking yang tinggi untuk keyword itu.
Mudah untuk terjebak dalam pemikiran bahwa semakin besar tingkat pencarian semakin baik, karena dapat menghasilkan aliran traffic yang lebih besar menuju website kita. Kenyataanya tidak sesederhana itu. Kualitas keyword juga dipengaruhi oleh parameter-parameter lain.
Misalnya saja kalau tingkat kompetisi dari keyword yang memiliki volume pencarian yang tinggi itu terlalu berat sehingga untuk mendapatkan ranking yang tinggi memerlukan waktu yang terlalu lama dan usaha yang terlalu berat, kita mungkin harus berfikir ulang.
Untuk aliran traffic ke website, adagio ini juga berlaku. Kuantitas itu penting. Tapi kualitas lebih penting dari kuantitas.
Tingkat Kompetisi
Kalau volume pencarian diibaratkan gas, mungkin tingkat kompetisi bisa kita ibratkan rem. Saat kita menemukan keyword yang menghasilkan volume pencarian besar, jangan langsung “ijo”. Lihat dulu tingkat kompetisinya.
Tingkat kompetisi keyword memberi gambaran banyaknya website dan halaman web yang mentargetkan keyword tersebut.
Semakin banyak yang terlibat dalam kompetisi memperebutkan ranking untuk website itu, sangat mungkin banyak diantaranya merupakan website atau halaman web dari website yang memiliki tingkat otoritas tinggi.
Pertanyaan penting yang harus dijawab adalah apakah realistis bagi website kita untuk berkompetisi dengan mereka?
Masing-masing tool riset keyword memiliki parameter sendiri untuk mengukur tingkat kompetisi. Semrush menggunakan parameter keyword difficulty dan competitive density.
Keyword difficulty memberikan gambaran mengenai seberapa sulit kita dapat memenangkan kompetisi dalam mendapat ranking tinggi dalam keyword yang ditargetkan. Yang diukur adalah seberapa kuat website-website yang menguasai page one untuk keyword itu.
Filosofi dasarnya sangat sederhana. Untuk mengalahkan mereka, website kita harus lebih kuat.
Competitive density memberi gambran tingkat kompetisi dalam PPC untuk keyword yang kita targetkan. Yang dilihat adalah berapa harga yang ditawarkan para pemasang iklan lain untuk mendapatkan posisi PPC yang baik.
Mengapa penting?
Karena kalau mau mengalahkan mereka kita harus menawarkan harga lebih tinggi.
Sanggup?
Harga Keyword
Kalau mau mendapatkan posisi teratas pada CPC, kita harus menawarkan harga per-click yang lebih tinggi dari yang lain. Kalau harga yang ditawarkan yang lain sudah tinggi, kita harus lebih tinggi lagi.
Yang tidak boleh kita lupakan adalah harga itu adalah harga per-click. Berapa click ysng kita targetkan per hari? 10? 100? 1000? Atau malah lebih lagi? Tinggal dikalikan saja dengan penawaran yang harus kita ajukan untuk mengalahkan yang lain.
Sebulan? Tinggal kalikan lagi 30.
Perlu dingat juga kalau batas maksimum anggaran harian yang kita siapkan untuk suatu keyword dalam PPC sudah terlampaui, website kita akan menghilang digantikan oleh kompetitor yang anggaran hariannya masih tersedia. Kalau nggak mau ya harus top-up terus. Entah sampai berapa banyak.
Katakanlah kita sanggup menyediakan anggaran untuk CPC yang kompetisinya tinggi itu. Belum tentu juga biaya click yang kita bayar itu dapat tertutup dari keuntungan yang dihasilkan. Jangan salah. Itu biaya per click dan tidak semua click terkonversi menjadi transaksi yang menghasilkan keuntungan.
Berapa click rata-rata diperlukan untuk menghasilkan satu konversi? Masih worth?
Panjang Keyword
Panjang keyword menghitung jumlah kata dalam satu keyword. “asuransi” panjangnya hanya satu kata. Kalau “agen asuransi kesehatan terpercaya di jakarta” berapa kata?Hitung sendiri saja ya!
Panjang keyword mungkin tidak sepenting volume pencarian atau tingkat kompetisi. Tapi ada satu hal penting yang bisa disimpulkan dari panjang keyword.
Makin panjang keyword biasanya juga berarti lebih spesifik. Ingat konsep “long tail”? Makin spesifik kemungkinan konversinya lebih besar meskipun volume pencarianya lebih tinggi. Selain itu biasanya tingkat kompetisi dan harganya lebih rendah.
Intensi Keyword
Intensi keyword menggambarkan tujuan dari pengguna search engine dengan menggunakan keyword tertentu saat melakukan pencarian.
Mencari barang untuk dibeli atau hanya mencari jawaban atas sebuah pertanyaan.
Apakah sudah dalam posisi siap membeli ata baru sekedar mengumpulkan informasi untuk kebutuhan memilih-milih saja?
Lebih jauh biasanya intensi keyword jatuh pada salah satu dari klasifikasi berikut:
- Transaksional
- Navigasional
- Informasional
Transaksional — Pencarian yang memiliki kecenderungan kuat berakhir dengan transaksi di website yang ditemukan.
Misalnya:
Sewa mobil termurah di Bali
Jual obat kulit untuk kucing
Toko ramuan tradisional China
Pencarian dengan intensi transaksional biasanya memiliki dua tanda ini: Pertama mengandung kata-kata yang berkonotasi jual beli seperti “toko”, “jual”, atau “murah” misalnya. Kedua cenderung spesifik. Artinya jumlah kata pada keywordnya juga panjang.
Informasional — Tujuannya mencari inormasi mengenai hal-hal tertentu seperti misalnya hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Informasi yang didapat digunakan untuk diolah, tidak kemudian berujung pada transaksi.
Contohnya:
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk merebus telur.
Cara memperbaiki pompa air sendiri.
Tempat wisata sekitar Candi Borobudur.
Navigasional — Intensinya terbatas pada mencari website atau konten tertentu.
Misalnya:
Akun Twitter Resmi Presiden Jokowi
Jenis Keyword Spesifik
Keyword Branded
Jenis keyword ini sangat spesifik karena biasanya mengandung merk didalamnya.
Misalnya:
Tas backpak Eiger
Mobil listrik Hyundai
Hotel Hyatt di Jakarta
Keyword Long-Tail
Keyword ini biasanya panjang, terdiri dari beberapa kata, dan sangat spesifik. Karena sangat spesifik, biasanya volume pencariannya kecil tapi tingkat konversinya tinggi. Karena volume pencariannya kecil tapi sangat spesifik sekali lagi biasanya tingkat konversinya tinggi.
Keyword Geo-Targeted
Keyword jenis ini merujuk pada pencarian yang spesifik dengan lokasi. Biasanya yang mendapat keuntunngan dari keyword jenis ini adalah website-website milik perusahaan atau lembaga tertentu di lokasi tertentu pula.
Misalnya:
Kursus mengemudi mobil di Bogor
Tempat wisata kuliner di Jogja
Keyword Negatif
Keyword negatif ini bukan keyword yang berhubungan dengan sesuatu yang buruk atau terlarang.
Keyword negatif digunakan sebagai negasi dalam menentukan target keyword dalam PPC. Kita menambahkan kata-kata ini kalau kita tidak ingin website kita muncul saat pengguna melakukan pencarian dengan keyword yang mengandung kata-kata ini.
Misalnya kita tambahkan kata “gratis” dalam keyword negatif. Nantinya setiap ada pencarian yang melibatkan kata gratis website kita tidak akan muncul meskipun mungkin dari sisi konten ada kata itu.
Cara Menggunakan Keyword
Hal pertama dalam penggunaan keyword adalah merancang rencana kampanye yang menjadikan keyword tertentu sebagai sasaran. Bisa SEO, PPC, atau content marketing.
Berikutnya masukkan keyword itu ke dalam konten dengan pengaturan tertentu sehingga nantinya search engine akan melihat kalau konten website itu relevan dengan keyword yang ditargetkan.
Dengan begitu saat website kita terindeks oleh search engine, informasi mengenai website itu akan disajikan hanya pada mereka yang memang tertarik dengan konten yang ada pada website kita.
Misalnya kalau konten website kita dioptimasi untuk keyword “merk makanan kucing terbaik”, Google akan memunculkan website kita pada daftar hasil pencarian saat pengguna melakukan pencarian dengan keyword “makanan kucing terbaik”. Tapi kalau pengguna melakukan pencarian dengan keyword lain yang sama sekali tidak berhubungan, misalnya “spesialis motor matic di Jogja”, zonk.
Konten website yang dioptimasi bisa homepage atau halaman-halaman lain misalnya posting blog atau landing page.
Saat kita bicara optimasi konten untuk SEO khususnya, bentuk kontennya bisa bacam-macam. Misalnya berbentuk jawaban atas suatu pertanyaan yang sering ditanyakan pengguna melalui search engine. Misalnya “apa pengaruh duplicate content pada rangking”. Bisa juga berbentuk artikel edukasional yang menawarkan pengetahuan baru pada pengguna. Misalnya “pertolongan pertama saat terjadi serangan stroke”.
Apalagi?
Ada banyak macam. Kalau serius mengeksplorasi, akan ada sangat banyak yang lainnya. Kita bahkan bisa membuat bentuk sendiri. Saat kita bicara ide, hanya langit batasnya.
Cara Mencari Keyword untuk SEO dan PPC
Memilih keyword yang tepat merupakan salah satu kunci sukses saat berurusan dengan search engine. Memastikan ranking benar-benar tercapai dan ranking yang tercapai itu mengalirkan limpahan traffic berkualitas.
Berikut beberapa tip sederhana untuk mencari keyword untuk SEO dan PPC:
Gunakan Google Search Console untuk menemukan website atau halman web yang menjadi sumber link ke website kita.
Gunakan tool riset keyword yang banyak beredar di pasaran untuk mencari tahu apasaja keyword yang digunakan masing-masing pengguna saat melakukan pencarian yang berujung pada kunjungan ke website kita.
Evalasi. Psstikan konten di website kita dapat memuaskan pengguna.
Kenali konten kita sendiri, lalu bayangkan kira-kira apa yang akan kita ketikkan sebagai keyword saat melakukan pencarian terhdap konten yang isinya seperti website kita.
Jangan ribet, jangan berbelit-belit. Konten harus sangat sederhanaderhana untuk difahami siapapun.
Bayangkan bagaimana anda akan menjelaskan produk yang anda jual kepada seorang remaja atau bahkan anak kecil.
Hinndari penggunaan kata atau kalimat bersayap untuk memastikan pengunjung tidak salah tangkap.
Jangan berharap mendapat kakap dengan menggunakan cacing tanah sebagai umpan. Pilih keyword longtail yang kompetisinya bisa kita taklukkan. Sia-sia memasang target muluk yang jelas-jelas tidak mungkin tercapai.
Jangan memaksa diri mengejar keyword kompetitif kalau website kita sendiri masih cupu.
Tunjukan konten pada teman, kerabat, tetangga. Tanya apa keyword yang akan mereka gunakan untuk mencari konten seperti itu.
Buat satu keyword utama dan 2 sampai 5 keyword tambahan untuk setiap halaman konten.