Cara menghitung ROI SEO penting untuk diketahui agar kita benar-benar mengetahui berapa besar keuntungan yang dihasilkan dari investasi yang kita keluarkan untuk SEO. Kalau menguntungkan, kita bisa intensifkan. Kalau merugikan, atau keuntungannya jauh dibawah harapan, kita harus segera menentukan pilihan. Stop atau lanjut. Kalau lanjut, apa yang harus dilakukan agar hasilnya sesuai harapan.

Tanpa mengetahui ROI-nya, kita tidak akan bisa mengambil keputusan strategis itu dengan lugas. Sementara bagaimanapun, apapun dalam bisnis tolok ukur akhirnya hanya satu, keuntungan.

ROI itulah yang dalam ilmu manajemen dipercayai sebagai tolok ukur paling sahih dalam hal profitabilitas.

Konsultan SEO profesiobal pasti sudah mendiakusikan hal ini dengan calon clientnya sejak awal.

Sayangnya banyak orang menganggap kalau SEO itu tidak bisa diukur ROI-nya. Atau mungkin setidaknya menganggap terlalu sulit diukur ROI-nya sehingga mereka lebih memilih menggunakan indikator-indikator “tak kasat mata”.

Saat ditanya seberapa menguntungkan SEO bagi bisnisnya, jawabannya paling “Kayknya penjualan agak nambah sih …”.

Sedemikian sulitkah menghitung ROI SEO?

Ya nggak lah. Setelah tahu cara menghitung ROI SEO dan mengimplementasikannya dengan tepat, harusnya kita sudah nggak perlu lagi ngapa-ngapain selain memantau angka-angkanya saja.

Kenapa saya bilang mengukur ROI SEO itu nggak sulit? Karena alat yang mumpuni untuk melakukannya sudah disediakan secara gratis oleh Google.

Ada banyak indikator – di kalangan praktisi SEO lebih banyak dikenal sebagai metrik – pada Google Analytics yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan SEO. Kita bisa memonitor traffic, referral, konversi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi untuk mengukur nilai dari manfaat yang dihasilkan oleh SEO secara kuantitatif, metrik yang benar-benar harus “dipelototin” ya Return on Investment” alias ROI.

Lewat ROI ini kita menempatkan SEO sejajar dengan instrumen-instrumen bisnis lain yang juga terlibat dalam menghasilkan keuntungan.

Dalam skala korporasi, kita bisa menunjukkn data-data seperti misalnya traffic, leada, dan penjualan kepada para eksekutif perusahaan sambil mengusulkan supaya investasi pada SEO dilanjutkan atau mungkin bahkan ditambah.

Apa Itu ROI SEO?

ROI SEO adalah perhitungan untuk mengukur pengembalian dari investasi yang ditanmkan dalam SEO.

ROI SEO bisa saja diukur melalui ranking pada daftar hasil pencarian search engine atau traffic website yabg dihasilkan dari ranking organik pada search engine. Tapi yang paling tepat adalah dengan mengkuantifikasi tercapainya sasaran akhir yang ditetapkan. Untuk website ecommerce mungkin penjualan.

Lalu tinggal hitung dengan menggunakan rumus: ROI SEO = ( keuntungan yang didapat – investasi yang ditanamkan ) / investasi yang ditanamkan

Bagaimana Cara Menghitung ROI SEO?

Kita tinggal mengikuti tiga langkah mudah cara menghitung ROI SEO berikut:

1. Pasang Conversion Tracking pada Website

Langkah pertama untuk dapat mulai mengukur ROI SEO dengan menggunakan Google Analytics adalah dengan mendaftarkan conversion tracking pada Google Analytics lalu mrmasangnya pada website kita.

Conversion tracking memingkinkan sistem Google Analytics untuk memantau semua konversi yang menghasilkan uang yang terjadi pada website.

Pemasangan conversion tracking ini caranya berbeda antara website yang melakukan transaksi penjualan didalamnya dengan yang tidak. Yang pertama kita kenal sebagai model ecommerce alias toko online. Yang kedua kita kenal sebagai “lead-based”.

Toko online menggunakan ecommerce tracking untuk mengumpulkan data dari semua transaksi penjualan yang terjadi di dalam website untuk menghitung menerimaan. Dengan begitu angka yang diperoleh dari proses ini tingkat akurasinya sangat tinggi.

Sementara itu untuk website yang menggunakan model bisnis “lead-based”, misalnya konversi dianggap terjadi jika pengunjung website mengisi formulir pendaftaran, kita harus menentukan nilai uang yang dianggap wajar sehingga konversi berbentuk lead itu bisa dianggap setara dengan penjualan.

Begini cara memasang conversion tracking untuk masing-masing model bisnis:

Cara Memasang Conversion Tracking untuk Ecommerce

Langkah pertama untuk memonitor pendapatan toko online adalah dengan memasang ecommerce tracking dengan mengikuti Petunjuk Ini.

Setelah ecommerce tracking terpasang kita bisa langsung melihat laporan melalui Ecommerce Overview (Conversions > Ecommerce > Overview) yang memuat semua informasi yang berhubungan dengan penjualan online melalui website kita.

Laporan ini sangat berguna untuk memantau kinerja website dari sisi komersial. Ecommerce tracking hanya mengumpulkan data ke depan, dari saat dia dipasang. Jadi kalaupun anda belum berencana untuk mulai memantau ROI SEO, ada baiknya ecommerce tracking dipasang dari sekarang.

Cara Memasang Conversion Tracking untuk Model Bisnis “Lead-Based”

Jika kejadian yang dianggap sebagai konversi tidak melibarkan transaksi keuangan di dalam website, mendapstkan data pendapatan yang akurat memang lebih sulit. Metode yang digunakan sehingga datanya masih tetap dapat dipertanggungjawabkan adalah dengan memberikan valuasi terhadap kejadian itu.

Misalnya saja untuk setiap pengunjung website yang mengisi formulir pendaftaran nilainya 100 ribu rupiah. Jadi kalau dalam satu periode, katakanlah sehari, ada 10 pengunjung website yang mengisi formulir pendaftaran, yang dihitung sebagai pendapatan adalah 10 x Rp. 100.000,- = Rp. 1.000.000,-

Tentu angka ini juga nggak boleh ngawur. Harus berdasarkan analisa yang relevan.

Kalau angka itu sudah didapat, tinggal masuk ke Admin > View > Goals in Analytics kemudian tentukan sasaran untuk setiap kejadian yang dianggap sebagai konversi pada website. Apa saja kejadian itu? Tergantung model bisnis masing-masing. Bisa mengisi formulir pendaftaran, meminta untuk dikirim penawaran, atau bahkan hanya sekedar meninggalkan nomor telepon.

Selanjutnya tinggal masukkan valuasi, perkiraan nilai uang, dari masing-masing konversi itu.

Sebagai data penjualan, pendekatan ini mungkin memang tidak cukup akurat. Tapi sekedar untuk mendapat gambaran mengenai keberhasilan SEO sudah cukup mumpuni.

Beberapa contoh misalnya:

  1. Menghitung berapa banyak “lead” yang terkonversi menjadi “penjualan”. ForMisalnya jika website kita mendapatkan 100 lead setiap bulan dan 25 diantaranya terkonversi menjadi penjualan, artinya conversion rate-nya adalah 25%.
  2. Memperkirakan nilai rata-rata dari setiap penjualan. Jika setiap “lead” yang terkonversi menghasilkan Rp. 2.000.000,- maka nilai rata-rata setiap konversi adalah Rp. 2.000.000,- itu.
  3. Determine the value of each lead. Determine the value of each lead by dividing the total value of conversions by your original number of leads. Using the values above, if you earn 25 customers and they each spend $200, you make $5,000. Divide that $5,000 by your original 100 leads, and each lead from this goal is worth $50 on average.

Follow this formula for each of your goals and enter the corresponding values before moving on to the next step.

2. Mengurutkan Konversi Berdasarkan Kanal

Setelah kita memantau konversi untuk periode yang cukup panjang, misalnya sebulan, biasanya sudah ada cukup data untuk melihat gambaran mengenai ROI dari SEO yang dilakukan.

Caranya tinggal lihat saja laporan konversi melalui menu Conversions > Multi-Channel Funnels > Assisted Conversions.

Pilih “Conversions” di sisi atas laporan, dan sistem akan mengeluarkan seluruh data yang berkaitan dengan konversi pada website, sesuai dengan rentang periode yang dipilih. Bisa juga diurutkan berdasarkan kanal yang menghasilkan konversi itu.

Khusus untuk SEO, ada kanal Organic Search yang memuat konversi dari pengunjung yang datang melalui ranking organik di search engine.

3. Cara Menghitung ROI SEO

Setelah kita bisa menemukan angka berapa pendapatan yang dihasilkan dari kanal SEO, tinggal bandingkan saja angka itu dengan pengeluaran untuk segala kebutuhan yang berhubungan dengan SEO selama periode yang sama.

Kalau perusahaan yang anda kelola SEO-nya memiliki rumus sendiri yang juga dipakai untuk menghitung ROI dari kanal-kanal pemasaran lainnya, rumus yang sama bisa juga digunakan untuk SEO.

Kalau tidak, bisa gunakan rumus perhitungan ROI sederhana seperti  yang dijelaskan melalui website Investopedia

(Keuntungan yang Didapat – Nilai Investasi) / Nilai Investasi

Laporan Google Analytics Lain untuk Mengukur ROI SEO

Ada beberapa laporan lain dalam Google Analytics yang juga bisa dihmgunakan untuk mengukur ROI SEO. Laporan-laporan berikut berkaitan erat dengan ROI. Menggabungkan data dari laporan-laporan ini dengan perhitungan kita sendiri bisa memberi gambaran yang cukup memadai tentang kinerja yang dihasilkan oleh strategi SEO kita.

1. Assisting Interactions Analysis

Kebanyakan pengunjung website tidak langsung bertransaksi pada kunjungan pertamanya. Biasanya mereka mengunjungi website beberapa kali sampai akhirnya memutuskan untuk bertransaksi di website kita. Mau pembelian dalam skema toko online, mengisi formulir dalam model “lead-based”, sama saja.

Contoh. Seorang pengunjung website mengetahui keberadaan website kita lewat ranking organik search engine. Dia masuk ke website, cari-cari produk, banding-bandingkan aneka parameter, lalu keluar lagi dan mungkin melakukan hal yang sama di website-website lain sampai akhirnya mengambil keputusan untuk membeli.

Kemudian dia datang lagi ke website kita, tapi tidak lagi melalui search engine. Dia sudah tahu website kita bahkan sudah memutuskan untuk melakukan pembelian melalui website kita. Dia langsung mengetikkan alamat URL pada browser yang dipakainya, masuk ke website kita, dan langsung bertransaksi membeli barang yang diincarnya.

Bagaimana Google Analytics mencatat konversi ini? Masuk ke dalam kanal Organic Search atau justru dianggap sebagai pengunjung yang dstang langsung dengan mengetikkan URL?

Jangan khawatir.

Google Analytics punya laporan yang bisa mengatasi masalah ini. Naamanya laporan Assisting Interactions Analysis dan bisa diakses melalui menu Conversions > Multi-Channel Funnels > Assisted Conversions

2. Top Conversion Paths

Seperti juga laporan Assisting Interactions Analysis report, laporan Top Conversion Paths dapat diakses melalui menu Conversions > Multi-Channel Funnels > Top Conversion Paths mencatat rute yang ditempuh pengunjung dari sejak masuk ke website sampai melakukan tindakan yang tercatat sebagai konversi.

Tapi alih-alih menampilkan data kontribusi masing-masing kanal, laporan ini memuat peta langkah yang diambil pengunjung website hingga terjadi konversi.

Dalam kasus seperti yang dijelaskan tadi, petanya dimulai dari hasil pencarian organik search engine lalu kemudian kembali ke website secara lansung dan mencatkan konversi.

Apa manfaat dari laporan ini?

Dengan menganalisa laporan ini kita jadi punya gambaran bagaimana konsumen kita berinteraksi dengan website kita dan kanal-kanal lain sebelum akhirnya bertransaksi dan dicatat sebagai konversi.

Semakin baik kita mengenali konsumen kita bisa terus menyempurnakan kampanye pemasaran kita sehingga lebih efektif lagi.

Pertanyaan Umum Mengenai Cara Menghitung ROI SEO

Kapan waktu yang tepat menghitung ROI SEO?

Seperti aspek-aspek bisnis lain dan media-media pemasaran lain, biasanya ROI SEO dipantau secara berkala setiap bulan, triwulan, atau tahun.

SEO merupakan strategi jangka panjang sehingga perlu waktu untuk mulai kelihatan hasilnya. Dalam beberapa bulan pertama wajar kalau kita belum melihat ROI yang positif.

Mungkin dalam 3 sampai 6 bulan baru kita bisa melihat pergerakan.

Bagaimana cara menghitung ROI SEO?

ROI SEO bisa dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

(Keuntungan yang Didapat – Nilai Investasi) / Nilai Investasi

Untuk mendapatkan angka Nilai Investasi yang akurat kita harus memasukkan semua pengeluaran yang berhubungan dengan SEO. Sementara angka Keuntungan yang Didapat bisa diambil dari laporan Google Analytics.

Masukkan angka-angka itu ke dalam rumus untuk mendapatkan hasilnya.

ROI SEO yang Bagus Itu Berapa?

Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan lugas dan presisi karena “banyak mengandung faktor tergantung”.

Secara alamiah memang masing-masing perusahaan berbeda. Satu perusahaan hanya menyisihkan 10 juta per bulan untuk SEO sementara perusahaan lain mengeluarkan 50 juta per bulan. ROI-nya pasti beda.

Belum lagi kalau perusahaan itu menggunakan model bisnis lead-based yang valuasinya berbeda-beda.

Idealnya sebagai salah satu bagian dari perencanaan sebelum SEO dimulai, harus didiskusikan terlebih dahulu target ROI ywng ingin dicapai.