Belum merasakan pentingnya copywriting untuk SEO? Dulu SEO memang jauh lebih sederhana dari sekarang. Tinggal jejelin keyword di dalam tittle, deskripsi, dan konten, pasang backlink dengan anchor text yang berisi keyword juga. Sudah gitu aja tinggal kipas-kipas tunggu nangkring di halaman pertama.

Kalau mau lebih jos lagi, beli domain yang mengandung keyword. Tapi jangan salah. SEO yang mudah naik itu, mudah juga orang lain melakukannya. Pada akhirnya mudah juga ranking kita tergusur turun lagi. Sementara di sisi lain SEO sekarang justru lebih bersifat jangka panjang.

By the way, anyway, busway, jaman itu juga sudah lewat. Bajay sudah berlalu. Mau tidak mau kita harus mengikuti kaidah SEO sekarang yang memang menuntut usaha yang jauh lebih besar untuk menikmati ranking yang tinggi.

Salah satu aspek yang sangat esensial dalam SEO sekarang ini adalah konten. Penulisan konten alias copywriting yang menarik pengunjung website sekaligus SEO-friendly menjadi salah satu kunci keberhasilan menembus halaman pertama search engine. Disitukah seni copywriting untuk SEO mengambil peran penting.

Berikut ada beberapa tip yang bisa membantu untuk menulis konten yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.

1. Copywriting Harus Fokus Pada Kebutuhan Pengunjung

Jangan narsis. Jangan sibuk menceritakan kehebatan produk kita sendiri, kesuksesan perusahaan kita sendiri, atau prestasi pribadi kita sendiri. Pengunjung website kita, calon konsumen produk kita, nggak peduli dengan itu semua. Mereka nggak peduli dengan kita, perusahaan kita, atau produk kita. Mereka hanya peduli dengan masalah mereka sendiri dan karena itu memerlukan solusi untuk menyelesaikannya dengan efektif. Mereka hanya peduli dengan kebutuhan mereka seneiri dan karena itu mencari produk yang tepat untuk memenuhinya.

Kalau kita benar-benar melakukan copywriting untuk SEO yang efektif baik untuk search engine maupun pengunjung, alih-alih sibuk dengan diri kita sendiri, berdirilah di sisi mereka untuk memahami kebutuhan. Lalu buatlah konten yang menjawab kebutuhan itu.

Jangan berfikir bahwa mereka akan tertarik jika kita memamerkan apa yang bisa kita lakukan pada mereka. Yang menarik mereka adalah apa yang bisa mereka dapatkan dari kita.

2. Kunci Perhatian Pengunjung Selama Mungkin

Waktu yang dihabiskan pengunjung di dalam website kita sangat mempengaruhi performa websire kita dari perspektif search engine. Selain itu ada kecenderungan semakin lama pengunjung berada di website kita, semakin besar kemungkinan mereka melakukan apa yang kita inginkan, membeli produk yang kita jual misalnya.

Jadi sangat penting untuk membuat konten kita menarik dan juga cukup panjang. Kalau tidak menarik, mereka cepat kabur. Dari sisi komersial, mereka nggak jadi beli. Dari sisi SEO, “visit time” yang pendek dan “bounce rate” yang tinggi merupakan indikasi negatif.

Jadi kuncinya adalah engangement.

Biasakan untuk memperhatikan detail yang mungkin bagi kita bukan hal penting. Percayalah bahwa hal kecil juga bisa berperan sangat vital dan membuat pengunjung ilfil lalu kabur. Tata bahasa yang salah, salah ketik, salah menggunakan tanda baca, bisa membuat pengunjung langsung menempelkan label buruk dan berlalu begitu saja bagai pesawat tempur.

Harus diingat, kalau kita bicara kesalahan kecil, itu karena (seharusnya) kesalahan besar yang lebih serius sudah bersih.

Membuat konten mengenai topik yang sudah dibahas pada website lain memang bukan hal yang tabu. Pada kenyataannya jarang-jarang kita punya ide yang membuat kita bisa membuat konten yang benar-benar orisinal dan belum pernah dibahas orang lain. Setidaknya usahakanlah untuk membuatnya lebih menarik, misalnya dengan mengulas dari sudut pandang yang berbeda. Karena biasanya pengunjung website, kalau menemukan konten di website kita yang sudah pernah dia baca di tempat lain, mereka cenderung melengos.

Salah satu kesalahan yang banyak dilakukan orang adalah menganggap enteng faktor engagement. Padahal kalau ada faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam SEO dan digital marketing pada umumnya, itu adalah engagement. Mengapa engagement demikian penting? Pakai logika sederhana saja. Kalau pengunjung website tidak ter-engage, bagaimana bisa kita berharap mereka kemudian terkonversi menjadi pembeli? Bukankah pada akhirnya tujuan dari aktivitas SEO yang kita lakukan adalah penjualan? Atau apapun hal lain yang kita.

Engagement berpengaruh langsung pada dwell time. Apa itu dwell time? Dwell time adalah lamanya waktu yang dihabiskan seorang pengunjung di website kita, atau kalaman web tertentu di dalam website kita. Semakin lama pengunjung menghabiskan waktu di dalam website kita atau halaman web tertentu didalamnya dipergunakan Google sebagai salah satu faktor positif dari sisi SEO.

3. Gunakan Varian Keyword

Dulu-dulu, keyword density merupakan faktor SEO on-page yang sangat menentukan. Para pakar SEO selalu menyarankan kita untuk memperhatikan frekuensi penyebutan keyword di dalam konten. Lokasi tempat disebutnya keyword juga tidak kalah penting. Demikian juga link dengan anchor-text yang juga menggunakan keyword.

Hal tersebut masih berpengaruh sampai saat ini, tetapi pengaruhnya sudah sangat berkurang. Bahkan kita harus ekstra hati-hati dalam hal keyword density ini. Karena Google juga menggunakan density dan penempatan keyword sebagai faktor untuk menilai apakah keyword density pada konten tersebut wajar, atau justru sebaliknya dan ujungnya malah dinilai buruk bahkan dijatuhi penalty.

Dalam SEO saat ini, penyebutan keyword dalam konten masih tetap penting. Hanya saja penggunaanya sudah tidak lagi sama seperti yang dulu. Keyword tidak lagi dipergunakan secara kaku, persis kata per kata. Keyword harus dipandang sebagai panduan untuk mengidentifikasi topik yang melingkupi keyword yang kita targerkan. Penyebutan keyword, harus dibarengi dengan penyebutan kata-kata yang relevan dengan keyword.

4. Masukkan Konten Tambahan

Google mengkonfirmasi bahwa penyertaan konten tambahan merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menilai kualitas website.

Apa yang dimaksud dengan konten tambahan?

Yang dimaksud dengan konten tambahan disini adalah fitur yang membantu pengunjung website untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Tidak hanya halaman web, bentuknya bisa bermacam-macam. Sebut saja diantaranya video, file PDF, atau ebook yang bisa didownload misalnya.

Tentunya yang terbaik adalah material yang ada di dalam website sendiri. Tapi selama masih relevan dengan topik pada website sendiri dan bermanfaat untuk pengunjung, tidak ada salahnya untuk direferensikan.

Coba lihat Youtube misalnya. Pada setiap video berjejer link ke video-video lain di bawahnya. Tidak semua video-video itu diposting orang yang sama. Jadi kalau konten website kita tidak cukup memuaskan pengunjung, setidaknya dia akan terbantu karena kita menunjukkan sumber lain yang mungkin lebih sesuai dengan apa yang dicarinya.

5. Copywriting untuk SEO Harus Engaging

Di dunia maya, istilah engage dan engagement seperti sudah menjadi kosa kata normal. Artinya kurang lebih “terhubung dalam interaksi yang intens”. Kita harus membangun dan menjaga engagement dengan pengujung website yang sebagian merupakan pelanggan dan sebagian lagi merupakan calon pelanggan.

Kita aering kali merasa tahu apa yang ada di fikiran mereka, apa yang ingin mereka ketahui, yang ingin mereka tanyakan. Lalu kita menyapkan konten sesuai dengan apa yang kita yakini itu. Sehingga komunikasi terjalin hanya satu arah. Anda bicara, mereka mendengar.

Kenyataannya kita bisa saja salah.

Resiko salah itu sangat besar. Akibat kesalahan itu website kita akan dipenuhi informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Kalau sudah begini artınya copywriting untuk SEO kita salah. Akibatnya mereka akan pergi untuk mencarinya di tempat lain dan kemungkinan besar tidak akan kembali.

Bagaimana caranya?

Pertama melalui interaksi langsung. Sediakan kolom komentar. Pancing mereka untuk memberi pendapat dan bertanya melalui fasilitas itu. berikan jawaban disitu. Atau jika kita merasa jawaban untuk pertanyaan itu terlalu panjang, buat konten baru untuk mwnjawabnya. Entah dalam bentuk postingan blog atau video misalnya.

Kalau website kita dibangun dengan platform CMS seperti WordPress, sistem sudah menyediakan fasilitas itu. Sayangnya banyak pemilik website yang malah sengaja mematikan faailitas itu dengan berbagai alasan. Dari sekedar malas melayani konsumen bawel sampai takut dipakai orang untuk melakukan spamming.

Kedua melalui riset. Kita bisa mencari tahu pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan di dunia maya. Salah satu cara yang paling mudah adalah melalui Google. Lakukan pencarian dengan mengetikkan kata kunci yang menjadi target kita. Pada SERP (Search Engine Result Page) yang ditampilkan Google kita akan melihat bagian berjudul “People also ask for”. Kalau kita click pada pertanyaan-pertanyaan yang ditampilkan disitu, kita akan mendapat SERP baru dengan isi “People also ask for” yang baru juga.

Buat konten yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Entah dalam bentuk halaman web, poating blog, video, atau seksi tanya-jawab seperti FAQ (Frequently Asked Questions).

Punya masalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu? Sebetulnya Google juga langsung menyediakan jawabannya. Jawaban itu berupa halaman-halaman web yang dinilai Google memberi jawaban yang relevan dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Tinggal kita buat ulang. Bisa dengan cara “rewrite”, menuliskan hal yang sama dengan gaya bahasa kita sendiri. Bisa juga dengan membuat jawaban dalam format lain. Misalnya jika kita menemukan jawaban yang tepat pada website lain dalam bentuk posting blog, kita buat dalam bentuk podcast atau video.

6. Mudah Dibaca dan Dicerna

Kenali profil sasaran yang kita harapkan akan menjadi pengunjung website dan konsumen konten yang akan kita buat. Lalu buatlah konten dengan format, gaya bahasa, dan pilihan kosa kata yang sesuai sehingga konten yang kita buat akan dapat dikonsumsi dengan baik, dibaca dan difahami dengan mudah.

Bagaimana kalau kelompok sasaran kita memang sangat lebar? Ada riset yang hasilnya menyarankan jika kita berhadapan dengan kondisi itu, buatlah konten dengan standar lulusan SMP. Artinya logikanya sangat sederhana, pengetahuannya juga umum. Copywriting untuk SEO yang efektif harus menghindari menggunakan kosa kata khusus seperti istilah-istilah teknik atau kedokteran misalnya. Kalau memang benar-benar perlu, sertakan penjelasan dalam bahasa sederhana. Sehingga yang faham bisa loncati, yang tidak bisa jadi paham, malah mendapat pebgetahuan baru.