Menyusun strategi konten yang baik sangat membantu keberhasilan sebuah website secara keseluruhan. Sayangnya langkah yang sangat strategis ini sering kali tidak mendapat perhatian yang memadai dari mereka yang bergerak di industri travel. Sebagian besar malah masih ragu untuk berinvestasi dalam membangun konten.
Di sisi lain ada juga yang sangat serius. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan searchenginejournal.com diceritakan Yhe Cultural Trip mengeluarkan banyak uang untuk menghasilkan 3000 posting per hari. Jadi sebetulnya aneh aja kalau ada yang masih ragu untuk menjadikan konten salah satu bagian penting dari strategi SEO mereka.
Sayangnya bahkan mereka yang percaya bahwa menyediakan sumber daya untuk membangun konten merupakan hal yang penting, tidak banyak yang faham cara yang tepat untuk melaksanakannya. Kebanyakan hanya sekedar sekali-sekali posting-posting di blog tanpa memikirkan hubungan antara konten tersebut dengan keseluruhan website dan keseluruhan bisnisnya.
Disinilah peran strategi konten menjadi sangat penting, memberi panduan untuk menentukan konten apa yang perlu dibuat dan kapan dipublikasikan.
Dari Mana Mulainya?
Seperti banyak hal lain dalam SEO, tidak ada sesuatu yang tepat untuk semua situasi, meskipun untuk website yang sama-sama berfokus pada niche travel. Untuk mengetahui titik awal yang tepat, terlebih dahulu kita harus mendapatkan gambaran yang tepat mengenai posisi kita saat ini.
Misalnya kalau kita mengelola website kecil dan belum medapatkan link, langsung membuat konten-konten panjang untuk menyasar keyword-keyword kompetitif bukanlah langkah awal yang bijaksana. Sebaliknya, untuk website besar dengan profil backlink mumpuni, masih terus menggenjot produksi konten yang difokuskan untuk mengejar link bukanlah pilihan tepat.
Jadi setelah mengetahui kondisi saat ini, kita harus memutuakan apakah akan memprioritaskan usaha untuk menarik link, atau karena link profile website kita sudah cukup mantap, sudah waktunya untuk membangun konten yany ditujukan untuk mendapatkan ranking tinggi di Google dab mendulang traffic.
Untuk website baru dengan link profile alakadarnya atau bahkan belum ada sama sekali, tidak ada pilihan, fokuslah membangun konten yang ditujukan untuk menarik link sebagai langkah awal. Sebaliknya, untuk website mapan dengan link profile mumpuni, bisa langsung fokus pada membangun konten untuk menarik traffic.
Bagaimana caranya?
Cara Membangun Konten untuk Menarik Link
Untuk website baru atau website yang sudah cukup lama tetapi jumlah outbound-linknya masih minim, strategi konten yang wajib diterapkan sebagai langkah awal adalah membangun konten yang difokuskan untuk menarik link. Setelah profil link websitenya cukup tinggi, baru mulai mengeser fokus dengan membangun konten untuk menarik traffic.
Cara bertahap seperti ini memungkinkan langkah menggenjot rangkin dan menarik traffic dapat berhasil dengan baik.
Berikut adalah beberapa jenis konten yang dapat dibuat untuk menarik link:
Referensi
Salah satu jenis konten yang paling efektif adalah data statistik.
Caranya relatif mudah. Kumpulkan data statistik yang relevan dengan konten website secara keseluruhan, lalu tampilkan dalam posting dengan penyajian menarik. Biasanya jurnalis, blogger, atau pelajar dan mahasiswa akan mengutip angka-angka statistik yang relevan dengan tulisan mereka dan menyertakan link ke sumber data tersebut sebagai upaya meyakinkan pembacanya.
Contoh. Untuk website pariwisata, mungkin bisa menampilkan data kunjungan ke beberapa tempat tujuan wisata terkemuka di tanah air. Nanti blogger yang menulis posting mengenai bagaimana cara memilih tempat tujuan wisata untuk musim liburan mendatang mungkin akan memberikan link sebagai referensi saat dia memberikan rekomendasi destinasi wisata yang dapat dipilih
Perlu diingat bahwa secara umum content marketing bukanlah hal bisa kita lihat hasilnya dalam sekejap.
Studi
Kesediaan bekerja lebih keras biasanya memang terbayar dengan hasil yang sepadan. Dalam hal konten untuk menarik link, melakukan studi melalui riset lalu menyajikan hasilnya sebagai konten biasanya menarik bagi jurnalis yang sedang meliput topik relevan.
Selain lebih banyak makan waktu dan tenaga, nampaknya studi juga makan biaya, apalagi kalau tidak kita lakukan sendiri. Tapi kita juga bisa melakukannya dengan cara yang lebih sederhana, studi literatur. Kita bisa mengkombinasikan data dari beberapa hasil studi lain untuk menghasilkan hasil studi yang baru.
Kita bahkan bisa mengambil langkah-langkah aktif agar tulisan hasil studi tersebut sampai ke tangan jurnalis yang mungkin tertarik dengan hasil studi kita, salah satunya dengan menerbitkan press release yang memuat ringkasan dari hasil studi tadi.
Konten untuk Resource Pages
Resource page adalah satu halaman web yang menyajikan kurasi berbagai sumber untuk topik tertentu. Biasanya dalam satu halaman akan berisi beberapa paragraf sebagai resume dari masing-masing sumber dengan link menuju sumbernya jika pembaca ingin mengakses versi lengkapnya.
Yang harus kita buat bukan resource page-nya. Yang harus kita buat adalah informasi berkualitas yang nantinya diambil para penulis resource pafe sebagai sumber, tentunya lengkap dengan linknya.
Content untuk Menarik Traffic
Saat website kita sudah memiliki link profile yang mumpuni, sudah waktunya kita melangkah ke tahap selanjutnya, membangun konten yang ditujukan untuk meraih rangking yang tinggi di search engine dan menarik limpahan traffic.
Beberapa tips di bawah ini dapat membantu membangun konten yang dapat memenuho tujuan tersebut.
Identifikasi “Persona” Target
Apa artinya persona?
Persona dapat diartikan sebagai katakter dari kelompok sasaran dari berbagai sisi. Misalnya, jenis kelaminnya apa, rentang usia berapa, tinggal di kawasan mana, dan lain-lain. Persona bahkan bisa mencakup informasi-informasi spesifik seperti jenjang pendidikan, jumlah penghasilan, hobi, makanan kegemaran, dan sebagainya.
Saat kita menganalisa persona, kita juga harus sangat hati-hati. Jangan terjebak dengan karakter yang mungkin tidak relevan. Hanya karena kita mengelola website travel tidak berarti kelompok sasaran kita hanya mereka yang tertarik dengan travel saja.
Dengan mengenali karakter kelompok sasaran kita dapat mengetahui kebutuhan selera mereka. Pada akhirnya kita dapat membangun konten yang sesuai dengan selera dan kebutuhan itu.
Riset Keyword
Riset keyword menjadi langkah selanjutnya. Setelah kita memahami karakter sasaran serta mengetahui kebutuhan dan seleranya, sekarang saatnya kita mencari tahu keyword apa yang sering merek cari.
Jangan hanya membatasi pada 5 atau 10 keyword yang paling populer saja. Caei semua kemungkinan, sampai ke long-tail keyword. Kalau anda melakukannya dengan benar, jumlahnya bisa ratusan bahkan ribuan.
Lakukan Audit Konten
Setelah kita mendapatkan daftar kata kunci sasaran, mulailah melihat ke dalam website untuk mencari tahu apakai konten dengan kata kunci tersebut sudah ada.
Kelompokan Keyword Sasaran
Untuk memudahkan pekerjaan, setelah kita mendapatkan daftar keyword sasaran, sebaiknya kita mengelompokannya ke dalam cluster-cluster tersendiri sebelum menentukan prioritas, mana yang akan digarap lebih dahulu.
Masing-masing cluster digarap terpisah untuk memberi kekuatan lebih dari sisi SEO.
Kita harus memilah tingkat kompetisi masing-masing keyword. Keyword tertentu mungkin perlu disokong oleh satu posting. Keyword yang kompetisinya lebih rendah, mungkin satu posting bisa untuk menyadar 2 atau 3 keyword. Tapi keyword yang tingkat kompetsinya berat mungkin perlu lebih dari satu posting untuk menaklukkannya.
Ingatlah juga bahwa pada akhirnya aaat kita bicara ranking SEO, kita tidak bicara topik lagi tapi bicara keyword. Misalnya kalaupun kita sudah menggarap keyword “saat tepat berlibur di Bali”, kita juga tidak boleh menafikkan keyword lain yang relevan seperti misalnya “berlibur di Bali saat lebaran”.
Buat Struktur yang Baik
Sudah tahu konten apa yang harus dibuat? Artinya sudah waktunya menyingsingkan lengan baju untuk mulai membuatnya. Sebelum mulai, perhatikanlah struktur.
Yang pertama harus diperhatikan adalah struktur URL. Dari penataan direktori sampai penamaan file. Pastikan sudah benar-benar oke, jangan sampai harus mengubahnya belakangan.
Gunakan keyword utama sebagai “slug” pada URL.
Setelah kita menyelesaikan semua halaman dalam satu cluster, pastikan untuk menghubungkan halaman-halaman tersebut sedemikian rupa sehingga Google melihatnya sebagai satu kesatuan yang saling terhubung.
Faktor SEO On-Page
Saat kita mulai menulis, perhatikanlah faktor-faktor SEO on-page yang harus kita penuhi. Ingat, kita tidak hanya ingin menarik traffic, karena sebelum itu kita harus mendapat ranking yang baik.
Gunakan struktur yang SEO-friendly. Judul, sub-judul, paragraf, kalimat, distribusi kandungan kata kunci, dan sebagainya. Jangan remehkan meta tags.
Disarikan dari tulisan Tom McLoughlin yang dipublikasikan pada Search Engine Journal.